Arti La Taghdob Walakal Jannah (Pembahasan Hadits)

Arti La Taghdob Walakal Jannah (Pembahasan Hadits) Pada artikel kali ini kami akan memberikan ringkasan informasi yang membahas tentang hadits la taghdob walakal jannah disertai dengan artinya.

Tidak hanya menyebutkan arti dari hadits la taghdob walakal jannah namun juga akan disertakan tulisan bahasa arab, tulisan dalam tulisan latin, disertai dengan arti dan juga pembahasannya.

Hadits la taghdob walakal jannah mungkin menjadi salah satu hadits yang sudah familiar bagi umat muslim.

Baca juga: Doa Hamdan Syakirin Dan Artinya

Baca juga: Apa Itu Artikel : Pengertian, Jenis Dan Contoh

Hadits yang diberikan oleh Rosulullah SAW kepada seorang sahabat. Seorang sahabat tersebut bernama Jariyah bin Qudamah rahimahullah yang meminta wasiat kepada Rosul SAW.

Jariyah bin Qudamah rahimahullah meminta sebuah wasiat yag singkat dan sekiranya dapat mengumpulkan berbagai kebaikan.

Lalu Rasulullah pun memberikan wasiat kepada sahabat Jariyah bin Qudamah rahimahullah untuk tidak mudah marah. Berulang – ulang Jariyah bin Qudamah mengulang – ulang pertanyaannya tentang wasiat yang dapat mengumpulkan segala bentuk kebaikan, dan Rosul tetap memberikan jawaban yang sama pula kepadanya.

Rosul mengatakan bahwasanya marah merupakan cikal bakal atau inti pokok dari segala bentuk kejahatan. Dan segal hal atau upaya untuk tidak memakan percikan – percikan marah adalah inti pokok dari kebaikan.

Berikut kami berikan hadits dari Rosulullah SAW untuk menahan marah.

Hadits Rosulullah SAW Tentang Larangan Marah

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,  bahwa ada seorang laki – laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]

Hadist tersebut merupakan hadits shahih yang memiliki takhrij hadits sebagai berikut :

Diriwayatkan oleh: al-Bukhâri (no. 6116), Ahmad (II/362, 466, III/484), at-Tirmidzi (no. 2020), Ibnu Hibban (no. 5660-5661 dalam at-Ta’lîqâtul Hisân), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul-Kabîr (II/261-262, no. 2093-2101), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (no. 25768-25769), ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (no. 20286), al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân (no. 7924, 7926), al-Baihaqi dalam as-Sunanul-Kubra (X/105), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XIII/159, no. 3580).

Baca juga: Gambar Fauna Yang Simple Dan Mudah Digambar

Baca juga: Gambar Flora Simple, Mudah Dan Berwarna

Rosulullah SAW memberikan perhatian besar terhadap perkara marah ini, hingga Rosul bersabda :

 لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

La taghdob walakal jannah

Yang artinya : “Jangan engkau marah, niscaya bagimu surga”

Marah merupakan sebuah bara yang dilemparkan oleh syaiton ke dalam hati manusia sehingga membuat manusia menjadi lebih mudah emosi, ada bara di dalam dadanya, urat syarafnya menegang, hatinya diselimuti kegelapan, dan terkadang lisan serta tindakannya pun di luar nalar.

Melihat seorang manusia yang sangat mudah terpancing emosi merupakan kebahagiaan tersendiri bagi syaiton. Hal ini dikarenakan seorang yang mudah sekali melahap segala hal yang memancing amarah dan emosi maka dirinya tidak akan tenang.

Perasaannya akan diselimuti kegundahan, bahkan bisa membuat membuat orang disekitarnya terancam karena bisa diluapkan dengan memukul, berkata kasar, dan lain sebagainya yang bisa menyakiti orang lain.

Oleh karena itulah Rodul berulang kali menjawab pertanyaan dari salah satu sahabat dengan kalimat “La taghdob walakal jannah yang mana apabila kita meginginkan segala bentuk kebaikan maka jangan sampai kita marah niscaya kita akan masuk ke surganya Allah Swt.

Baca juga: Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir

Baca juga: Contoh Penelitian Tindakan Kelas SD Kelas 1-6

Lalu bagimana cara untuk menahan atau menghindari marah?

Berikut kami akan memberikan cara – cara yang diajarkan Rosulullah SAW untuk mengendalikan amarah, antara lain :

(1) Membaca Kalimat Ta’awudz

Suatu ketika ada sahabat Nabi yang bernama Sulaiman bin Surd iya bercerita kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ketika ia sedang duduk, ada dua orang yang sedang saling memaki. Salah satu dari mereka bahkan sampai merah wajahnya dan terlihat urat – urat di lehernya.

Kemudian Rosulullah SAW bersabda : “Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A-‘uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kalimat ta’awudz bisa meredakan bahkan menghilangkan rasa marah yang dirasakan oleh seseorang. Karena kalimat ta’awudz memiliki arti “Aku berlindung kepada Allah Swt dari godaan syaiton yang terkutuk”.

(2) Berusaha Diam dan Menjaga Lisan

Salah satu hal yang dianjurkan Rosulullah SAW untuk menetralisir atau mengantisipasi kemarahan adalah dengan diam.

Rasulullah mengingatkan, “Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itulah, Rosulullah SAW menganjurkan kita untuk diam dan menjaga lisan saat marah atau emosi.

(3) Mengambil Posisi Lebih Rendah

Seseorang yang sedang marah atau emosi cenderung selalu berada pada posisi yang lebih tinggi. Jika kita menuruti hal tersebut maka amarah yang akan dilampiaskan pun menjadi semakin lebih lagi.

Seperti sabda Rosulullah SAW :

“Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Maka dianjurkan untuk mengambil posisi yang lebih rendah agar lebih reda emosinya.

(4) Segera Berwudhu dan Mandi

Apabila kita sedang marah atau emosi yang mana amarah tersebut datangnya dari syaiton, dan syaiton terbuat dari api.

Dari Urwah As-Sa’di, Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Maka kita dianjurkan untuk mengambil wudhu atau mandi untuk memadamkan api amarah yang telah dilempar syaiton ke dalam hati kita.

Itulah hal – hal yang dianjurkan oleh Rosulullah ketika kita sedang dihadapkan dengan sesuatu yang memancing amarah atau membuat kita emosi.

Baca juga: Cek NRG Guru (Nomor Registrasi Guru) Terbaru 2022

Baca juga: RPPM BDR PAUD Semester 2 Terbaru 2022

Jangan sampai hanya karena menuruti rasa kesal dan amarah perasaan, hati, dan pikiran kita menjadi tidak tenang, mengganggu aktivitas, bahkan bisa membuat orang di sekitar kita tidak merasa tidak nyaman.

Apalagi sampai meluapkan kekesalan dengan fisik ataupun lisan yang dapat menyakiti orang di sekitar kita.

Semoga kita senantiasa diberi perlindungan oleh Allah Swt dari godaan syaiton yang terkutuk.

Selain itu, semoga kita diberikan istiqomah untuk selalu taat kepada Allah Swt dan menjalankan amalan – amalan baik agar kita tidak mudah untuk terpancing amarah dan emosinya.

Demikian rangkaian informasi tentang hadits La taghdob walakal jannah yang disertai dengan bacaan latin, arti, serta beberapa hal yang dianjurkan Rosulullah untuk mengantisipasi kemarahan.

Semoga artikel kami kali ini bisa mempermudah kalian dalam memahaminya.

Ayo Cilacap - - - -