Pengertian Inflasi Dan Dampaknya Di Masyarakat
Inflasi Adalah – Dalam dunia ekonomi, kita mengenal istilah inflasi. Inflasi setiap tahunnya menjadi hal yang cukup sering diberitakan di layar kaca ataupun media cetak. Seakan hal ini menjadi faktor penting dalam perekonomian bangsa. Lalu apa itu inflasi?
Pada artikel ini kami akan membahas lebih dalam mengenai pengertian inflasi. Termasuk pengertian inflasi menurut para ahli, penyebab, jenis, dampak inflasi dan hal-hal lainnya. Kita mulai dari definisi inflasi terlebih dahulu.
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga saat musim lebaran tidak termasuk ke dalam inflasi, sebab setelah lebaran harga barang-barang bisa kembali normal.
Inflasi secara umum bisa terjadi lantaran jumlah uang yang beredar lebih banyak dari yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak akan hilang dengan tuntas. Meski begitu ada usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi dan mengendalikan inflasi.
Baca juga: Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian inflasi. Berikut adalah beberapa pendapat ahli tersebut:
Boediono
Boediono mengatakan bahwa inflasi adalah suatu kecenderungan mengenai harga-harga agar naik secara umum dan secara terus-menerus.
Keadaan saat harga dari satu atau beberapa barang naik, itu tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Akan tetapi jika harga barang yang naik tersebut meluas dan menyebabkan naiknya sebagian besar dari barang-barang lainnya, itulah yang dinamakan dengan inflasi.
Winardi
Inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu, dimana terjadi penurunan kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter. Inflasi bisa timbul jika nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan.
Sadono Sukirno
Pengertian inflasi menurut Sadono Sukirno adalah suatu proses terjadinya kenaikan harga-harga yang terjadi dalam suatu perekonomian.
Dwi Eko Waluyo
Arti inflasi adalah bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering muncul dan dialami hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada umumnya serta terjadi secara terus-menerus.
Bank Indonesia (BI)
Menurut Bank Indonesia (BI), inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi penyebab inflasi digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Inflasi karena kenaikan permintaan (demand pull inflation)
Inflasi yang satu ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam kasus ini permintaan masyarakat meningkat secara agregat (aggregate demand).
Peningkatan permintaan tersebut bisa terjadi karena peningkatan belanja pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta.
Kenaikan permintaan masyarakat itulah yang menyebabkan harga-harga naik karena penawaran tetap.
Inflasi karena biaya produksi (cos pull inflation)
Inflasi ini terjadi lantaran adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya produksi terjadi lantaran adanya kenaikan harga-harga bahan baku.
Contohnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi menyebabkan harga naik, sehingga terjadilah inflasi.
Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah
Inflasi ini diajukan oleh penganut teori klasik. Dikatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga-harga. Jika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar bertambah dua kali lipat, maka harga akan naik dua kali lipat.
Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi jika pemerintah menggunakan sistem anggaran defisit. Kekurangan anggaran tersebut ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang menyebabkan harga-harga naik.
Baca juga: Penyebab Terjadinya Inflasi (Lengkap)
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi bisa dibedakan atas ringan, sedang, berat dan sangat berat. Berikut penjelasan masing-masing jenis inflasi tersebut.
- Inflasi Ringan
Inflasi ringan merupakan tingkat keparahan yang masih belum mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi tersebut bisa dengan mudah dikendalikan. Harga-harga yang naik secara umum, namun belum menimbulkan krisis di bidang ekonomi. Inflasi ringan berada di bawah 10% per tahun.
- Inflasi Sedang
Sama seperti inflasi ringan, inflasi sedang juga belum membahayakan kegiatan ekonomi. Hanya saja inflasi sedang dapat menurunkan kesejahteraan orang-orang dengan penghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar antara 10% sampai dengan 30% per tahun.
- Inflasi Berat
Inflasi ini sudah mengganggu kondisi perekonomian. Pada inflasi berat orang cenderung menyimpan barang. Pada umumnya orang juga mengurungkan niatnya untuk menabung lantaran bunga pada tabungan lebih rendah dibanding laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30% sampai 100% per tahun
- Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Inflasi ini tidak hanya mengacaukan kondisi perekonomian suatu negara, namun juga sulit dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Inflasi sangat berat berada di kisaran 100% ke atas setiap tahun.
Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Dilihat dari sumbernya, jenis inflasi bisa dibagi menjadi dua macam. yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri dan inflasi yang berasal dari dalam negeri.
- Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri
Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan. Jika suatu negara mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka secara otomatis kenaikan harga tersebut juga akan mempengaruhi harga-harga dalam negerinya yang pada akhirnya menyebabkan inflasi.
Contohnya di Indonesia banyak mengimpor barang-barang modal dari negara lain. jika di suatu negara harga barang-barang modal naik, maka juga akan berimbas ke Indonesia.
- Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri
Inflasi ini bisa terjadi lantaran pencetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang berasal dari dalam negeri juga bisa terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen bisa menyebabkan penawaran pada suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga akan mengalami kenaikan.
Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Melihat jenis inflasi berdasarkan penyebabnya, ada dua macam yang bisa kita amati. Yakni inflasi karena kenaikan permintaan dan inflasi karena kenaikan biaya produksi.
- Inflasi Karena Kenaikan Permintaan
Kenaikan permintaan kadangkala tidak bisa dipenuhi oleh produsen. Oleh sebab itu harga-harga cenderung naik. Hal tersebut sesuai dengan hukum ekonomi “jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga cenderung naik”.
- Inflasi Karena Kenaikan Biaya Produksi
Kenaikan biaya produksi juga bisa mengakibatkan harga penawaran barang menjadi naik. Alhasil terjadilah inflasi.
Dampak Inflasi
Inflasi akan menimbulkan dampak pada suatu negara. Akan tetapi inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Berikut adalah dampak yang timbul karena inflasi.
Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi bisa mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan tersebut bisa bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi inflasi bisa mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha untuk memperluas produksinya.
Dengan begitu akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Akan tetapi bagi masyarakat dengan penghasilan tetap, inflasi dapat membuat mereka rugi. Sebab penghasilan yang tetap itu bila ditukarkan dengan barang dan jasa akan menjadi semakin sedikit.
Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Pada inflasi daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi lantaran harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi bisa menyulitkan para eksportir dan negara. Negara bisa mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang sehingga jumlah penjualan berkurang. Devisa yang didapatkan juga akan semakin kecil.
Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan riil para penabung berkurang karena bunga yang diterima berkurang karena lanju inflasi. Contohnya pada Januari 2017 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito satu tahun.
Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat inflasi sepanjang Januari 2017 – Januari 2018 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk menabung akan berkurang.
Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan dalam penetapan harga pokok bisa terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Lantaran persentase inflasi tidak teratur, kita tidak bisa memastikan berapa peren inflasi untuk masa tertentu. Hal ini membuat penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi tersebut bisa mengacaukan perekonomian, khususnya untuk produsen.
Cara Mengendalikan Inflasi
Tingkat inflasi yang tinggi bisa membahayakan perekonomian suatu negara. Maka dari itu inflasi harus diatasi. Ada beberapa tindakan yang bisa diambil untuk mengatasi inflasi. Seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya. Berikut penjelasan selengkapnya.
Kebijakan Moneter
Dalam kebijakan moneter, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Seperti kebijakan penetapan persediaan kas, kebijakan diskonto dan kebijakan operasi terbuka.
- Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan langkah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan tersebut bisa mempengaruhi tingkat inflasi. Ada dua macam kebijakan inflasi, yakni dengan menghemat pengeluaran pemerintah atau menaikkan tarif pajak. Berikut pembahasan lebih lanjut yang bisa Anda simak.
- Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
- Menaikkan Tarif Pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
Kebijakan Lain
Kebijakan lain di luar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dilakukan untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi. Pemerintah bisa mempertimbangkan beberapa cara. Seperti meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar atau menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang.
- Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah untuk meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi premi atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea masuk barang impor.
- Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black market).
Baca juga: Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Teori Penyebab Inflasi
Sering muncul pertanyaan mengapa inflasi bisa terjadi. Pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan teori-teori inflasi. Ada sekitar tiga teori yang bisa menjawab mengapa inflasi bisa terjadi. Tiga teori tersebut adalah teori kuantitas, teori Keyness dan teori struktural.
Teori Kuantitas
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kaum klasik memiliki pendapat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan naik bila ada penambahan uang yang beredar. Bila jumlah barang yang ditawarkan tetap, sementara jumlah uang ditambah menjadi dua kali lipat, maka harga juga akan naik menjadi dua kali lipat.
Teori Keyness
Keyness melihat inflasi terjadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia.
Karena keinginan memenuhi kebutuhan secara berlebihan, permintaan bertambah, sedangkan penawaran tetap, yang akan terjadi adalah harga akan naik, pemerintah dapat membeli barang dan jasa dengan cara mencetak uang, misalnya inflasi juga dapat terjadi karena keberhasilan pengusaha memperoleh kredit.
Kredit yang diperoleh ini digunakan untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan agregat meningkat, sedangkan penawaran agregat tetap. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga-harga.
Teori Struktural
Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak bisa mengantisipasi cepat kenaikan permintaan yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk. Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk.