Prinsip Dasar Ekonomi Manajerial
Prinsip ekonomi manajerial memberikan informasi mengenai pengambilan keputusan bisnis yang baik. Walaupun ekonomi seringkali diabaikan sebagai wacana relevansi praktis hanya kepada kalangan kecil kalangan akademisi dan analis kebijakan yang menyebut diri mereka sendiri ekonom, penalaran ekonomi yang baik tentu akan menguntungan setiap manajer bisnis, apakah mereka terlibat langsung dengan produksi atau operasi, pemasaran, keuangan atau strategi perusahaan.
Sejalan dengan peningkatan dalam mengambil keputusan, bidang ekonomi akan memberikan bahasa umum dan kerangka kerja untuk dapat memahami dan mengkomunikasikan fenomena yang telah terjadi dalam sebuah bisnis, serta antara bisnis dengan lingkungannya.
Teks ini mengulas inti dari subjek yang sering disebut dengan ekonomi manajerial yaitu aplikasi dari mikroekonomi untuk keputusan bisnis. Hubungan kunci diantara harga, kuantitas, biaya, pendapatan, dan laba untuk perusahaan perseorangan di suguhkan dalam bentuk model konseptual yang sangat sederahana.
Apa Yang Dimaksud Prinsip Ekonomi Manajerial?
Marginal sendiri memiliki arti tambahan, prinsip marjinal akan mempelajari pengaruh perubahan karena sebuah unit tambahan. Ini merupakan konsep mikroekonomi.
Sedangkan utilitas marjinal adalah utilitas tambahan yang berasal dari unit tambahan konsumsi, konsumsi idealnya diasumsikan konsumsi dan tidak nyata, sebab utilitasnya sebelum konsumsi.
- Produksi Marjinal : Merupakan unit tambahan yang diproduksi karena unit tambahan input.
- Marginal Cost : Merupakan biaya tambahan yang akan dikeluarkan karena unit tambahan yang diproduksi.
- Pendapatan Marginal : Merupakan pendapatan tambahan yang berasal dari unit tambahan yang telah dijual.
Prinsip marjinalisme biasa dipakai untuk menentukan berbagai keputusan ekonomi mikro seperti misalnya berapa harga suatu produk harus dijual, berapa banyak unit yang harus diproduksi, dampak apa yang diberikan dari biaya, dan hal-hal lainnya.
Baca juga: Pengertian Ekonomi Manajerial Lengkap
Prinsip Ekonomi Manajerial
Prinsip-prinsip ekonomi manajerial akan membantu dalam penalaran rasional dan pemikiran secara jelas. Mereka akan mengembangkan kemampuan dan juga kekuatan logis dari manajer. Adapun prinsip-prinsip penting dari ekonomi manajerial adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Marginal dan Inkremental
Prinsip ini menyebutkan bahwa sebuah keputusan dapat dikatakan rasional dan sehat apabila diberi tujuan perusahaan untuk dapat memaksimalkan laba, ini lebih mengarah pada peningkatan laba, yang dalam salah satu dari dua skenario :
- Apabila total pendapatan mengalami peningkatan lebih dari biaya total.
- Apabila total pendapatan mengalami penurunan kurang dari biaya total.
Analisis marjinal ini mengimplikasikan penilaian dampak pada perubahan unit dalam satu variabel di sisi lainnya. Marginal pada umumnya mengacu pada perubahan kecil. Pendapatan marjinal merupakan perubahan total pendapatan per unit perubahan dalam output yang dijual.
Biaya marjinal lebih berpacu pada perubahan dalam biaya total per unit perubahan dalam output yang akan dihasilkan (sedangkan untuk biaya tambahan berpacu pada perubahan total biaya karena perubahan total output).
Keputusan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk mengubah harga tergantung dari dampak atau perubahan yang telah dihasilkan dalam pendapatan marjinal dan biaya marjinal. Apabila pendapatan marjinal jauh lebih besar dibandingkan biaya marjinal maka perusahaan diharuskan untuk membawa perubahan harga.
Analisis inkremental tentu berbeda dengan analisis marjinal yang hanya dalam analisi perubahan dalam kinerja perusahaan untuk keputusan manajerial yang telah diberikan, sementara analisis marginal biasanya dihasilkan oleh perubahan output dan input. Analisis inkremental merupakan generaliasasi konsep marginal. Ini berpacu pada perubahan dalam biaya dan pendapatan karena perubahan kebijakan.
Sebagai contoh : menambah usaha baru, membeli input, mengolah produk dan lain sebagainya. Perubahan dalam output karena perubahan dalam proses, produk atau investasi adalah perubahan secara bertahap.
Prinsip inkremental menjelaskan bahwa keputusan akan mengutungkan apabila pendapatan meningkat lebih dari biaya apabila biaya mengurangi lebih dari pendapatan, apabila peningkatan dalam beberapa pendapatan lebih dari penurunan yang lainya dan bila penurunan dalam beberapa biaya jauh lebih besar dibandingkan peningkatan yang lainnya.
2. Prinsip Equi-marginal
Utilitas Marjinal merupakan utilitas yang berasal dari satu unit tambah dari sebuah komoditai yang dikonsumsi. Hukum utilitas equi-marginal menjelaskan bahwa konsumen dapat mencapai tahap ekuilibrium saat utilitas marjinal dari beberapa komiditas yang ia konsumsi sama.
Menenurut beberapa ekonom modern, undang-undang ini sudah diformulasikan berupa hukum utilitas marjinal proprosional. Ini menjelaskan bahwa konsumen akan membelanjakan pendapatan uangnya pada barang yang berbeda-beda sehingga utilitas marjinal dari masing-masing barang akan berbanding lurus dengan harganya, yakni :
MUx / Px = MUy / Py = MUz / Pz
Di mana, untuk MU mewakili utilitas marjinal dan P merupakan harga barang.
Demikian juga, produsen yang ingin untuk dapat memaksimalkan laba (atau mencapai keseimbangan) akan memakai teknik produksi yang memenuhi ketentuan berikut ini:
MRP 1 / MC 1 = MRP 2 / MC 2 = MRP 3 / MC 3
Di mana, MRP merupakan produk pendapatan marjinal input sedangkan MC mewakili biaya marjinal.
Maka palungan bisa membuat keputusan rasional dengan mengalokasikan atau merekrut sumber daya dengan cara menyamakan rasio pengembalian marjinal dan biaya marjinal beberapa penggunaan sumber daya dalam penggunaan khusus.
3. Prinsip Biaya Peluang
Dengan biaya peluang maka keputusan berarti pengorbanan alternatif yang diperlukan oleh keputusan tersebut. Apabila tidak adanya pengorbanan maka juga tidak ada biata. Berdasarkan prinsip biaya Peluang, sebuah perusahaan bisa menyewa faktor produksi apabila faktor tersebut memperoleh imbalan dalam pekerjaan atau pekerjaan yang sama atau lebih besar dibandingkan biaya peluang tersebut.
Biaya peluang merupakan harga minimum yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan layanan faktor dalam penggunaan yang diberikan tersebut. Ini juga dapat diartikan sebagai biaya alternatif yang dikorbankan. Seperti misalnya seseorang yang lebih memilih untuk membatalkan pekerjaannya yang sangat menguntungkan sekarang ini yang menawarkannya Rp. 50.000 per bulan dan mengatur usahanya sendiri.
Baca juga: Prinsip Prinsip Belajar
4. Prinsip Perspektif Waktu
Berdasarkan prinsip perspektif waktu seorang manajer atau pengambil keputusan diharuskan memberikan penekanan yang seharusnya, baik itu untuk dampak manajemen jangka pendek dan jangka panjang dari keputusannya, memberikan signifikansi yang sangat tepat untuk periode waktu yang berbeda sebelum akan mencapai sebuah keputusan. Jangka pendek berpacu pada periode dimana banyak sekali faktor yang diperbaiki sedangkan yang lain variabel.
Produksi bisa ditingkatkan dengan cara meningkatkan kuantitas faktor variabel. Sementara jangka panjang ialah periode waktu dimana semua faktor produksi bisa menjadi variabel. Masuk dan keluar dari perusahaan penjual juga bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Dilihat dari sudut pandang konsumen, jangka pendek berpacu pada periode dimana mereka menanggapi perubahan suatu harga, mengingat selera dan juga preferensi konsumen, sedangkan jangka panjang merupakan periode waktu dimana konsumen mempunyai banyak waktu untuk dapat merespons perubahan harga dengan memvariasikan selera dan preferensi mereka.
5. Prinsip Diskon
Berdasarkan prinsip diskon, apabila keputusan mempengaruhi biaya dan pendapat dalam jangka panjang, seluruh biaya dan pendapatan wajib didiskontokan untuk menyuguhkan nilai sebelum perbandingan alternatif yang valid adalah mungkin.
Hal ini sangatlah penting sebab uang rupiah di masa depan tidak akan bernilai rupiah hari ini. Sebenarnya uang mempunyai nilai waktu. Diskon dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan untuk dapat mengubah rupiah masa depan menjadi rupiah sekarang ini yang setara.
FV = PV * (1 + r) t
FV merupakan nilai masa depan atau (waktu di waktu yang mendatang) sedangkan PV merupakan nilai sekarang (nilai pada t0), dan r adalah tingkat diskonto (bunga), sementara t merupakan waktu antara nilai masa depan dan nilai sekarang.