Teori Perilaku Konsumen Dan Contohnya

Contoh Perilaku Konsumen – Dalam perekonomian terdapat tiga pelaku penting yakni produsen, konsumen, dan distributor.  Namun pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas tentang satu pelaku yang memegang peran penting dalam jalannya perekonomian sebuah negara yaitu konsumen.

Konsumen adalah pelaku ekonomi yang melaksanakan kegiatan ekonomi.  Dimana mereka akan membeli atau menggunakan sebuah produk entah itu barang maupun jasa. Dalam menjalankan kegiatannya pasti akan nampak tentang perilaku yang dilakukannya, perilaku ini disebut dengan perilaku konsumen.

Teori Perilaku Konsumen Dan Contohnya

Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati, mengevaluasi dan melepas produk yang sudah mereka gunakan atau nikmati (konsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi memenuhi kebutuhannya.

Perilaku konsumen berlaku pada 3 tahap yakni pada tahap awal sebelum pembelian, ketika pembelian, dan yang terakhir setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian para konsumen akan mencari informasi tentang produk yang mereka inginkan.

Dan pada tahap pembelian, kosumen akan melakukan transaksi dengan produsen kemudian membayarkan produknya. Sementara pada tahap setelah pembelian, konsumen akan menggunakan dan menikmati produk yang sudah dibelinya, melakukan evaluasi dan membuang produknya ketika sudah merasa bosan.

Baca juga: Rumus Elastisitas Penawaran

Jenis Perilaku Konsumen

Dilihat dari segi pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi dua macam. Adapun jenis-jenis perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

Teori Perilaku Konsumen Dan Contohnya

  1. Perilaku Konsumen Rasional

Suatu kegiatan konsumsi dapat dikatakan rasional jika beberapa hal seperti dibawah ini diperhatikan, diantaranya :

  • Produk tersebut dapat memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
  • Produk tersebut memang sangat diperlukan oleh konsumen
  • Kualitas atau mutu produk sudah terjamin
  • Harga suatu produk seimbang atau sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh konsumen
  1. Perilaku Konsumen Irasional

Perilaku konsumen irasional merupakan kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang dilakukan oleh konsumen dapat dikatakan irasional jika konsumen melakukan pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk tersebut. Adapun contoh dari perilaku irasional adalah sebagai berikut :

  • Tertarik pada promosi dan iklan dari sebuah produk entah itu melalui media cetak, elektronik maupun sosial
  • Merk yang dipunya hanya merk terkenal
  • Lebih mementingkan gengsi atau prestise

Pendekatan Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dapat dilihat melalui beberapa pendekatan yang dimana pendekatan tersebut akan memberikan jawaban mengenai maksud dari perilaku konsumen. Terdapat dua pendekatan yang berkaitan dengan hal tersebut, yakni pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna (utility) ordinal.

  1. Pendekatan Nilai Guna Kardinal

Pendekatan Nilai Guna Kardinal

Pendekatan kardinal merupakan suatu daya guna atau nilai guna yang dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, nilai guna ini mempunyai tingkatan dengan subjek yang menilainya. Pendekatan kardinalmempunyai asumsi bahwa suatu produk yang mempunyai kegunaan lebih untuk konsumen maka itulah yang banyak dinikmati. Maka dari itu pendekatan ini biasa disebut dengan pendekatan dengan penilaian yang subjektif.

Dalam pendekatan kardinal terdapat suatu landasan yakni hukum Gossen.

  • Hukum Gossen 1 : Menjelaskan bahwa kepuasan konsumen dapat menurun ketika kebutuhan mereka dipenuhi terus-menerus.
  • Hukum Gossen II : Menjelaskan bahwa seorang konsumen akan terus menerus untuk memenuhi kebutuhannya hingga mencapai intensitas yang sama. Maksud dari intensitas yang sama disini adalah rasio antara marginal utility dan harga dari produk yang satu dengan rasio marginal utility dan harga produk yang lainnya.

Hipotesisi utama dari pendekatan kardinal ialah nilai guna marginal yang terus menurun, menggambarkan bahwa nilai guna yang didapatkan oleh konsumen akan semakin menurun pada saat mereka terus menerus menambah konsumsinya atas produksi tersebut. Berbicara mengenai nilai guna marginal pasti sangat berkaitan dengan bagaimana pemaksimuman nilai guna yang dirasakan oleh konsumen. Ada beberapa syarat pemaksimuman bisa terjadi yaitu pada saat konsumen berada dalam keadaan-keadaan seperti berikut ini :

  • Seorang konsumen dapat memaksimalkan nilai guna dari produk yang dikonsumsinya apabila perbandingan antara nilai guna marginal berbagai produk tersebut sama seperti perbandingan harga-harga produk tersebut.
  • Seorang konsumen dapat memaksimalkan nilai guna dari produk yang mereka konsumsi jika ada kesamaan diantara setiap rupiah yang dikeluarkan dengan setiap produk yang dikonsumsi.

Ada beberapa asumsi dalam pendekatan kardinal, yakni sebagai berikut :

  • Daya atau nilai guna akan diukur dengan parameter satuan harga atau utilitas
  • Konsumen sifatnya rasional, dimana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan batas kemampuan pendapatannya
  • Konsumen akan mengalami penurunan utilitas pada saat terus menerus melakukan konsumsi terhadap produk tersebut (diminshing marginal utility)
  • Konsumen mempunyai jumlah pendapatan yang tetap
  • Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan
  • Total utility memiliki sifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri (independent)
  • Produk yang dikonsumsinya akan normal dan periode konsumsinya berdekatan

Dengan berbagai konsumsi diatas pendekatan kardinal mampu untuk menyusun suatu formulasi fungsi permintaan secara baik. Namun meskipun demikian pendekatan ini mempunyai beberapa kelemahan, yakni sebagai berikut :

  • Daya guna yang dilihat hanya dari segi subjektif akan membuat tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai dengannya.
  • Mempunyai konsep constan marginal utility of money, yang membuat anggapan nilai uang semakin menurun saat jumlah uang semakin banyak.
  • Konsep diminshing marginal utilitu merupakan suatu persoalan yang sukar dari segi psikologis dan sangat sulit diterima sebagai aksioma.
  1. Pendekatan Nilai Guna Ordinal

Pendekatan Nilai Guna Ordinal

Berbeda dengan pendekatan kardinal yang lebih memfokuskan kajian pada daya atau nilai guna sebuah barang, tetapi dalam pendekatan ordinal ini daya guna tidak 100% diperhatikan cukup diketahui dan konsumen dapat menyusun urutan tinggi rendahnya daya guna yang didapatkan saat mengkonsumsi suatu produk. Dasar pemikiran dari pendekatan ordinal adalah semakin banyaknya produk yang dikonsumsi maka akan semakin besar pula kepuasan yang didapatkan oleh konsumen.

Dalam menganalisa tingkat kepuasan pendekatan ordinal ini yaitu menggunakan kurva indefferens yang menjunjukkan kombinasi atau gabungan antar konsumsi dua macam produk yang akan memberikan tingkat kepuasan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara dua macam barang yang berbeda yang didapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas.

Kombinasi antara dua kurva tersebut akan menunjukkan kepuasan yang dicapai oleh konsumen. Dengan begitu pemaksimuman kepuasan yang ditunjukkan adalah kepuasan yang maksimum dari melakukan konsumsi terhadap dua macam produk dengan tingkat pendapatan yang tertentu. Berbicara mengenai pendekatan ordinal tentu tak lepas dari kurva indeferens yang mempunyai beberapa ciri sebagai berikut :

  • Mempunyai garis miring yang negatif, maksudnya adalah konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya terhadap suatu produk yang satu apabila mereka melakukan konsumen terhadap produk yang lainnya.
  • Kurva lebih cenderung menuju ke arah titik origin, maksudnya adalah hal ini akan menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang wajib ia keluarkan dalam upaya mengubah kombinasi antara jumlah setiap produk yang dikonsumsi.
  • Tidak saling berpotongan, sehingga konsumen pastinya tidak akan mendapat kepuasan yang sama pada suatu kurva indeferens yang berbeda.

Sama seperti dengan pendekatan kardinal, pendekatan odinal juga mempunyai beberapa asumsi penting di dalamnya, yakni sebagai berikut :

  • Konsumen yang sifatnya rasional
  • Konsumen mempunyai skala prioritas dalam menyusun produk yang akan dikonsumsi mulai dari yang mempunyai daya guna kecil sampai pada yang mempunyai daya guna tinggi
  • Konsumen mempunyai sejumlah uang
  • Konsumen selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan secara maksimal
  • Konsumen akan selalu konsisten
  • Hukum yang berlaku ialah hukum transitif

Macam-Macam Perilaku Ekonomi

Macam-Macam Perilaku Konsumen

Pembahasan selanjutnya adalah tentang berbagai macam perilaku konsumen, karena memang perilaku yang ada pada konsumen sangat beragam. Hal tersebut pastinya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun macam-macam perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

  1. Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro menjelaskan bahwa semua konsumen akan selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan secara maksimal. Dalam hal ini konsumen akan selalu membeli suatu produk yang bisa memberikannya tingkat kepuasan yang maksimal.

Tingkat kepuasan disini memiliki arti sebagai kepuasan yang sebanding atau melampaui  marginal utiliity yang diuturunkan dari pengeluaran yang sama dari beberapa produk lainnya.

  1. Teori Psikologis

Teori psikologi merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang sesuatu yang berhubungan dengan berbagai faktor psikologis dan dipengaruhi oleh kondisi kekuatan lingkungan disekitarnya.

Dalam bidang psikologis, pembahasan tentang perilaku konsumen sangat komplek dan sulit. Hal tersebut dikarenakan proses mental tidak dapat diamati ataupun dilihat secara langsung.

  1. Teori Antropologis

Terakhir adalah teori antropologis yang membahas tentang ruang lingkup atau konsumsi yang biasa dilakukan oleh konsumen. Teori ini fokus pada perilaku pembelian yang pada umumnya dilakukan oleh sekumpulan masyarakat khususnya dalam ruang lingkup yang luas. Seperti misalnya kebudayaan, kelas-kelas sosial, dan lain sebagainya.

Prinsip dalam Menganalisa Perilaku Konsumen

Setelah mengetahui tentang berbagai macam perilaku konsumen, sekarang kita akan membahas mengenai prinsip-prinsip dasar yang ada pada analisis perilaku konsumen.

perilaku konsumen

  1. Pendapatan yang Terbatas dan Kelangkaan

Pendapatan yang sangat terbatas dan kelangkaan adalah sebuah masalah yang penting untuk disiasati secara tepat oleh para konsumen. Keberadaan dua masalah ini akan membuat konsumen benar-benar berfikir untuk menentukan pengeluaran atau konsumsi yang perlu dilakukan, tetapi tetap dalam anggaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Dalam hal ini dibutuhkan adanya keseimbangan dalam mengonsumsi sebuah produk. Jika misalnya ingin meningkatkan konsumsi terhadap sebuah produk baik itu jasa ataupun barang maka untuk konsumsi terhadap produk lainnya juga harus dikurangi.

  1. Konsumen Dapat Membedakan Antara Biaya dengan Manfaat

Biaya dan manfaat adalah dua aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan oleh konsumen saat melakukan konsumsi. Jika misalnya pada suatu kondisi dimana ada dua buah produk yang sama persis tetapi memberikan manfaat yang juga sama maka konsumen sudah pasti akan memilih produk dengan harga yang lebih murah.

Namun disamping itu, jika dalam suatu kondisi ada dua buah produk yang memiliki harga sama maka konsumen akan melihat manfaat dan fungsinya bagi masyarakat sehingga nantinya akan memilih produk yang menawarkan manfaat lebih besar.

  1. Konsistensi Konsumen dalam Memperkirakan Manfaat Secara Tepat

Konsistensi dari seorang konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan sekitar. Konsistensi konsumi pada suatu produk akan mudah tergoyahkan jika ada produk lain yang menawarkan manfaat lebih baik dengan harga yang lebih murah atau sama.

Dengan demikian konsumen sudah bisa memberikan suatu perkiraan terhadap produk yang ingin dikonsumsi. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan bahwa konsistensi dari seorang konsumen akan tetap bertahan apabila produk yang biasa dikonsumsi sudah memenuhi syarat dan memberikan nilai guna yang baik.

  1. Distribusi Produk Satu dengan Produk Lainnya

Distribusi pada sebuah produk dengan produk lainnya adalah cara yang paling tepat untuk dapat memenuhi segala macam kebutuhan serta keinginan konsumen yang tak kunjung selesai.  Disamping itu, dengan adanya distribusi ini maka konsumen nantinya akan dimudahkan untuk mendapat kepuasan dari berbagai sisi.

  1. Konsumen yang Mematuhi Hukum Membuat Berkurangnya Tingkat Kepuasan

Dalam hal ini hukum akan membahas mengenai banyaknya jumlah barang yang ingin dikonsumsi, maka untuk tingkat kepuasan atau manfaat yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini berarti jika ada biaya tambahan maka konsumen bisa berhentu untuk mengonsumsi barang tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Saat melakukan konsumsi, tentu akan ada perilaku-perilaku konsumen yang dapat dipantau dan dianalisis bagaimana perilaku tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

  • Faktor Budaya

Budaya memiliki peran yang cukup penting dalam melakukan konsumsi. Untuk tipe konsumsi dari konsumen sendiri biasanya akan menyesuaikan budayanya. Seperti misalnya budaya barat dalam melakukan konsumsi tidak akan pernah memperhatikan masalah biaya karena yang penting bagi mereka adalah kepuasan.

  • Faktor Sosial

Kelas-kelas sosial  di lingkungan masyarakat ternyata dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen. Jika konsumen sedang berada dalam kelas sosial yang tinggi, maka mereka tidak akan ragu untuk mengonsumsi sebuah produk karena yang penting kebutuhannya bisa terpenuhi. Ini tentunya berbeda jauh dengan kelas sosial yang rendah karena mereka harus benar-benar memperhitungkan masalah pengeluaran dengan sebaik mungkin.

  • Faktor Pribadi

Baik atau buruknya perilaku konsumen akan sangat ditentukan oleh masing-masing pribadi yang telah melakukan konsumsi tersebut.

  • Faktor Psikologi

Faktor psikologi juga dapat memberikan pengaruh pada seseorang dalam melakukan tindakan. Jika psikologis konsumen sedang dalam keadaan baik maka mereka umumnya akan melakukan tindakan yang benar. Namun jika kondisi psikologi seseorang sedang terganggu maka sudah pasti tindakannya juga akan mengalami gangguan.

  • Faktor Marketing Strategi

Faktor marketing strategi dalam hal ini meliputi beberapa variabel, yang pertama adalah barang (produk), periklanan, harga, dan juga distribusi.

Baca juga: Penjelasan Kurva Isoquant

Itulah sedikit penjelasan mengenai teori perilaku konsumen. Pada umumnya perilaku konsumen akan terjadi saat mereka melakukan kegiatan konsumen. Perilaku konsumen itu sendiri sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang ada di dalamnya seperti kebudayaan, pribadi, sosial, psikologis, dan juga marketing plan.

Ayo Cilacap - - - -